Komitmen LPPM UNESA Tingkatkan Kualitas Riset Dosen Melalui Coaching Clinic Bersama Sejumlah Pakar
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/lppm/thumbnail/9351949a-64bf-4c9f-91ab-15400b8f56cb.png)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menggelar Coaching Clinic Proposal
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dana DRTPM dan Drafting Paten
di Harris Hotel dan Conventions, pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Acara ini dihadiri sekitar 180 dosen UNESA. Selain itu, juga
menghadirkan beberapa narasumber dari HKI (Hak Kekayaan Intelektual), berbagai
pakar bidang penelitian masing-masing, serta reviewer nasional dari DRTPM
(Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat).
Acara dibuka Wakil Rektor II Bidang Hukum, Ketatalaksanaan,
Keuangan, Sumber Daya dan Usaha, Bachtiar Syaiful Bachri, yang menekankan
pentingnya pelatihan penyusunan proposal untuk mempersiapkan kompetisi nasional
yaitu pendanaan penelitian DRTPM tahun 2025.
Kegiatan termasuk persiapan UNESA untuk menyambut kompetisi
bergengsi di tingkat nasional. Output kegiatan ini ialah munculnya proposal
yang berkualitas yang mampu diterima dan lolos pendanaan dana DRTPM tahun
depan.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/lppm/gallery/8f1c0adb-f9d3-406e-8290-be96ca253722.png)
"Hal ini perlu dipersiapkan dari awal sebagai langkah
strategis UNESA untuk mencapai IKU-5 tentang jumlah hasil penelitian dan
pengabdian masyarakat yang digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi
internasional,” ucapnya.
Pakar pendidikan UNESA itu percaya, dengan outcome
penelitian yang berkualitas, secara tidak langsung juga akan berdampak pada
peningkatan kualitas pengajaran di kelas, penelitian, inovasi, publikasi serta
pengabdian kepada masyarakat.
Kepala LPPM, Muhammad Turhan Yani, menjelaskan kegiatan ini
merupakan wujud komitmen UNESA untuk terus mendukung para dosen dalam melakukan
riset dan penelitian agar semakin banyak lagi proposal-proposal yang terdanai
pada kompetisi pendanaan dana DRTPM pada tahun 2025.
“Tahun lalu sekitar 150 proposal penelitian dari UNESA lolos
pendanaan tingkat nasional, harapannya semoga dari 180 dosen yang hadir bisa
mengembangkan proposalnya menjadi lebih berkualitas dan lolos semuanya,” jelas
guru besar UNESA itu.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/lppm/gallery/6c3b173c-d79e-47d6-9b8f-f023716633e8.png)
Kegiatan ini juga merupakan dukungan karir para dosen di
UNESA, karena syarat tambahan menjadi guru besar selain publikasi di jurnal
bereputasi, juga memiliki syarat khusus tambahan salah satunya yaitu lolos
pendanaan penelitian melalui kompetisi nasional lewat DRTPM atau BRIN (Badan
Riset dan Inovasi Nasional).
Pada sesi materi, Nani Nuraeny dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menyampaikan seputar drafting spesifikasi paten. Ada sejumlah langkah penting dalam merancang deskripsi paten yang mencakup latar belakang invensi, permasalahan yang dipecahkan, serta keunggulan teknis dari inovasi yang dihasilkan.
“Yang penting bukanlah siapa yang mengemukakan gagasan
terlebih dahulu, melainkan siapa yang mengamankan haknya terlebih dahulu,”
ucapnya.
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/lppm/gallery/cc461850-7fd2-48cb-a833-013320e3a13b.png)
Berikutnya, Wisnu Nurcahyo, guru besar Universitas Gadjah
Mada memberikan panduan tentang bagaimana merancang program PKM yang efektif,
mulai dari identifikasi masalah yang relevan di masyarakat, penyusunan rencana
aksi, hingga evaluasi dampak program.
“Program pengabdian masyarakat di perguruan tinggi akademik
harus dirancang dengan strategi yang matang dan berkelanjutan, sehingga
manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini juga menjadi cerminan
dari peran aktif perguruan tinggi dalam pembangunan sosial dan ekonomi,”
jelasnya.
Kegiatan ini dikemas dalam berbagai kelompok pendampingan
yang diisi masing-masing pakar. Ada Siti Zubaidah, guru besar dari Universitas
Negeri Malang yang membahas strategi penyusunan proposal penelitian pendidikan,
termasuk identifikasi isu-isu terkini dan metode yang tepat.
Juga ada sesi khusus sosial humaniora bersama Sri Rum
Giyarsih, guru besar dari Universitas Gadjah Mada yang menekankan pentingnya
memahami dinamika sosial serta keterkaitan penelitian dengan kebutuhan
masyarakat.
Sedangkan bersama Ahmad Taufiq, guru besar dari Universitas
Negeri Malang, memberikan arahan tentang teknik-teknik inovatif dalam
penelitian saintek dan penerapan inovasi untuk memecahkan masalah masyarakat.[]
Share It On: