Webinar Pusat Gender LPPM UNESA: Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Marginal bersama Toto Rahardjo

Pada
Jumat, 14 Oktober 2024, Pusat Gender Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sukses menyelenggarakan
webinar dengan tema "Pengorganisasian Masyarakat Marginal". Webinar
ini dimulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB secara daring dan menghadirkan Toto
Rahardjo, seorang pegiat pengorganisasian masyarakat yang terlibat aktif di
Lembaga Studi untuk Transformasi Sosial (INSIST) yang berlokasi di Yogyakarta.
Tema ini diangkat bersama narasumber Unesa Dr. Rofiq Jalal Rosynafi, M.Pd. yang menekankan pentingnya upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya pengorganisasian masyarakat marginal, terutama dalam memperjuangkan hak dan akses yang setara bagi masyarakat kelas bawah. Toto Rahardjo, yang ditempa pengalaman panjang dalam pengorganisasian masyarakat oleh tokoh-tokoh seperti Romo Mangun Wijaya dan Mansour Faqih, membagikan berbagai pengalaman serta wawasan yang berharga mengenai perjuangan dan pemberdayaan rakyat jelata.
Dalam
paparannya, Toto Rahardjo menekankan bahwa pengorganisasian masyarakat marginal
bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi merupakan upaya yang terstruktur untuk
membangun kesadaran kritis di tengah masyarakat. Menurut Toto, masyarakat yang
terpinggirkan sering kali tidak memiliki suara dalam kebijakan yang secara
langsung mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Melalui pengorganisasian
yang terencana, masyarakat marginal dapat memiliki kekuatan untuk menyuarakan
hak-hak mereka.
“Pengorganisasian bukan hanya mengumpulkan orang-orang yang mengalami masalah serupa, tetapi membangun kesadaran dan solidaritas untuk bergerak bersama menuju perubahan. Dalam proses ini, kita berupaya agar masyarakat tidak hanya menyadari permasalahan yang mereka hadapi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mencari solusi bersama,” ujar Toto.
Toto juga menjelaskan bahwa proses pengorganisasian memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan mendalam, dimulai dari mengenali konteks sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat tersebut. Selain itu, penting bagi penggiat sosial untuk memahami nilai-nilai lokal yang ada sehingga proses pengorganisasian tidak hanya diterima oleh masyarakat tetapi juga dapat berkelanjutan.
Share It On: